PENENTUAN WAKTU OPTIMUM PENGOLAHAN FINE COAL DENGAN METODE MOLENISASI

Penulis

  • Imbran Ibnu Azis Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa
  • Andi Zulfikar Syaiful Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa
  • Al Gazali Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa

Kata Kunci:

Fine Coal, Molenisasi, kualitas, Batubara

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu optimum dalam pengolahan fine coal (hasil samping produksi batubara) dengan menggunakan metode molenisasi. Tingginya cadangan batubara di Indonesia memungkinkan pemanfaatannya untuk dijadikan energi listrik . Proses produksi batubara menghasilkan fine coal yang merupakan batubara halus hasil samping yang tidak dimanfaatkan dan tertimbun sebagai limbah. Meskipun dianggap sebagai limbah, fine coal yang jumlahnya cukup banyak masih memiliki kandungan batubara yang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode molenisasi, metode molenisasi digunakan untuk memisahkan batubara dengan pengotornya, pada prinsipnya alat molen bekerja dengan menggunakan gaya sentrifugal dengan bantuan air untuk memisahkan batubara dengan pengotornya. Proses molenisasi dilakukan dengan perbandinga 1:1 antara fine coal dengan air, dengan variabel waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Waktu optimum dalam pengolahan fine coal adalah 10 menit dikarenakan pada waktu 10 menit dan 15 menit tidak terjadi perbedaan yang signifikan dari hasil pengujian karakteristik batubara. Dengan demikian fine coal dapat dimanfaatkan kembali setelah dilakukan pengolahan dengan metode molenisasi karena setelah proses molenisasi terjadi penurunan nilai Ash Content, Volatile matter, dan total sulfur sehingga nilai fixed carbon dan nilai kalori pada batubara menjadi lebih tinggi.

Referensi

Aladin, A. 2011. “Sumber Daya Alam Batubara (Edisi 1 ed)”. Bandung, Indonesia: CV. Lubuk Agung.)

American Standard for Testing Materials. 1993. “Classification of Coals by Rank. Annual Book of ASTM Standards”, 5(5): 2-3.

Anonim. 2006. “Hyper Coal Based High Efficiency Combustion Technology”. JCOAL. Japan.

Arief S. Sudarsono, 2003. “Pengantar Preparasi dan Pencucian Batubara”. Teknik Pertambangan ITB.

Badan Standarisasi Nasional. 1998. “Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara”. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional-BSN.

Elliot, M.A. dan YOHE, G.R. (1981) : “The Coal Industry and Coal Research and Development in Prospective”, dalam H.H. LOWRY, Chemistry of Coal Utilization – Second Suplementary Volume, John Willey and Sons, New York, N.Y.USA.

Kementrian ESDM. 2014. “Peraturan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara no 480 K/30/DJB/2014”. Jakarta: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.

Muchijidin. 206. “Pengendalian Mutu Dalam Industri Batu Bara”. ITB Bandung.

Mutasim, Billah, 2010, “Peningkatan Nilai Kalor Batubara Peringkat Rendah Menggunakan Minyak Tanah dan Minyak Residu”. Universitas Pembangunan Nasional, Veteran Yogyakarta.

Nukman. 2009. “Pencucian Batubara Asal Tanjung Enim Di Dermaga Kertapai Dengan Menggunakan Air Bergelembung Udara:Suatu Usaha Peningkatan Mutu Batubara”, [Jurnal] Rekayasa Sriwijaya no.2 vol,18 juli 2009.

Republik Indonesia. 2018. “Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018”. Jakarta : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Republik Indonesia. 2017. “Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam Dan Batubara”. Jakarta : Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Ridwan Djamaluddin, 2021. Webinar "Masa Depan Batubara dalam Bauran Energi Nasional”. Indonesia : Kementrian ESDM.

Orhan,C.CoalFlotation.http://www.geocities.com/CapeCanaveral/Hangar/5555/coal flot.htm.15 September 1997.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-04-29